1. Pokok permasalahan.
Contoh kasus dalam bidang karir yang hendak dikembangkan siswa yang kami paparkan dalam makalah ini berdasarkan artikel yang kami lampirkan pada halaman sebelumnya, yaitu penjurusan dalam tingkat SMA (IPA & IPS). Dalam hal ini kita sering menemukan kesulitan ketika seorang siswa di kelas X akan naik ke kelas XI, apakah akan memilih IPA atau IPS.
2. Sumber penyebab masalah
Berdasarkan pengalaman seorang ibu yang mempunyai anak yang akan naik kelas dari kelas X ke kelas XI mengalami kesulitan dalam menentukan jurusan apa yang akan di ambil, mengapa hal ini bisa terjadi? Ada beberapa hal yang menyebabkan hal tersebut bisa terjadi secara teori dan pengalaman yaitu:
a. Pencitraan pada kedua jurusan baik IPA dan IPS
Berdasarkan artikel yang kami lampirkan, disebutkan bahwa jurusan IPS adalah jurusan yang tidak prestisius. Karena siswa menganggap jurusan IPS itu cenderung dikategorikan dengan jurusan yang berisi dengan anak-anak pemalas, seperti yang kita ketahui tidak hanya dianggap sebagai anak-anak pemalas, namun sebagai siswa yang sering membuat onar atau keributan. Maka tidak dapat dipungkiri lagi seorang siswa akan menjauhkan diri bahkan menolak IPS sebagai program pilihan jurusan. Sedangkan IPA dikategorikan sebagai jurusan yang berisikan siswa-siswa yang mempunyai pemikiran study-oriented. Ditambah perilaku dari siswa IPA cenderung baik dalam pergaulan. Maka dari itu jurusan IPA lebih diunggulkan daripada IPS
b. Hubungan antara jurusan yang diambil di SMA dengan pemilihan Fakultas ketika akan lulus sekolah.
Jurusan IPA dianggap lebih menjanjikan dari pada jurusan IPS. Berdasarkan artikel yang kami cantumkan, seorang siswa yang memilih jurusan IPA ketika SMA lebih mudah memilih jurusan fakultas ketika lulus SMA. Dalam artian siswa dapat memilih dengan leluasa fakultas apa yang diinginkan. Kondisi ini berbeda dengan siswa IPS yang hanya dapat memilih fakultas tertentu sesuai dengan jurusan yang diambil ketika SMA. Walaupun begitu, sepertinya hal ini sudah jarang terjadi karena banyak juga siswa IPA yang mengambil fakultas Ekonomi sedangkan siswa IPS mengambil jurusan diluar IPS, misalnya fakultas Bahasa atau fakultas Teknik. Sayangnya, hubungan antara penjurusan ketika SMA dengan penjurusan di fakultas ketika sudah lulus sekolah, menjadi salah satu pertimbangan seorang siswa yang naik ke kelas XI dan memilih jurusan. Jadi, siswa semakin enggan dengan jurusan IPS.
c. Kurangnya pemahaman akan bakat dan minat pada diri sendiri
Jika ditinjau lagi kedua penyebab di atas, jika seorang siswa masih terhambat dengan adanya penyebab di atas, maka kegelisahan siswa enggan masuk IPS tidak dilandaskan pada esensi yang sebenarnya. Artinya bukan dilandaskan pada bakat dan kemampuannya. Sayangnya, jarang sekali kita menemukan seorang siswa yang tahu dan paham akan bakat dan minat yang dimilikinya, sekalipun tahu, kadang masih tersugesti dalam pikiran mereka akan kedua hal diatas, maka dari itu, mereka akan kesulitan dalam memilih. Padahal, jika mereka tahu atau diberi tahu oleh pihak ketiga akan bakat dan minat yang mereka miliki, mereka bisa mengembangkan kemampuan dan bakatnya sesuai jurusan yang mereka pilih. Misalnya, seorang anak yang berbakat menjadi ilmuwan, maka dia bisa mengasah dan mengembangkan bakatnya itu di jurusan IPA, sedangkan anak yang berbakat dalam bidang keuangan, sejarah atau geografi, maka bakatnya akan lebih terasah jika dia mengambil jurusan IPS. Maka, itulah tugas-tugas dari guru dan lainnya untuk menunjukkan dan menyadarkan akan bakat dan minat apa yang mereka punya.
3. Pihak-pihak yang dapat membantu permasalahan diatas
Permasalahan di atas dapat teratasi dengan bantuan orang lain, diantaranya:
a. Orang tua
Orang tua merupakan sosok pendidik terdekat bagi seorang anak. Orang tua mengenal dan mengetahui seperti apa anaknya, bakat dan minat apa yang ia punya. Jadi, peran orang tua sangat penting dalam membantu untuk pemilihan jurusan. Saran dari orang tua dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan tertentu bisa menjadi pertimbangan juga bagi si anak yang akan memilih jurusan.
b. Guru, baik guru BK dan wali kelas
Guru BK dan wali kelas merupakan kedua peran yang tidak kalah penting dalam mengatasi permasalahan ini. Misalnya, seorang wali kelas membimbing siswa untuk mengetahui bakat dan minatnya untuk di salurkan dijurusan yang tepat. Wali kelas juga berperan untuk memberi tahu dan memberikan penjelasan tentang jurusan IPA dan jurusan IPS. Sehingga pemikiran siswa tidak selalu terorientasi pada kedua penyebab di atas, pemikiran merekapun akan terbuka. Sedangkan guru BK disini memiliki fungsi sebagai konselor yang memahami motif, kepribadian klien, lingkungan klien dan juga perkembangan individu itu sendiri baik secara fisik, motorik, kognitif, emosional, hubungan social, moral dan bahasa.
c. Pengalaman orang lain
Bertanya kepada orang lain tentang pengalaman mereka dalam memilih jurusan juga sangat penting agar kita mempunyai pegangan yang kuat, misalnya bertanya kepada kakak kelas atau saudara-saudara kita yang sudah lulus sekolah. Jadi, para siswa mempunyai gambaran yang real akan pemilihan jurusan di SMA.
d. Diri sendiri
Maksudnya, sebenarnya kita dapat mendeteksi keinginan apa yang ada dalam diri seorang siswa, dia bisa melakukan langkah-langkah untuk mengetahui sejauh apa keinginannya terhadap suatu hal, misalnya:
a. Amati besarnya niat dan keinginan kita saat melakukan aktivitas tertentu
Dari situ, yakinkan bahwa sebuah aktivitas telah membuat kita rindu untuk berulang melakukannya. Rasa rindu itu akan senantiasa timbul hingga kita akan cepat melakukannya kembali..
b. Secepat apa kita belajar dan menguasai sebuah bidang tertentu?
Secepat kilat atau selambat becak? Sadari hal itu dan bandingkan upaya kita dengan hasil yang didapatkan oleh teman-teman kita.
c. Sepuas apa perasaan kita sesudah melakukannya?
Entah, karena yang pasti, saat melakukannya kita merasa nyaman, senang, dan membuat kita sejenak tenggelam di dalam keasyikan melakukannya.
Itulah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengetahui kecenderungan kita akan suatu hal.
4. Program-program yang dapat disusun
a. Sosialisasi akan jurusan IPA dan IPS
Sosialisasi seperti yang telah dipaparkan di atas sangat berguna bagi kejelasan pemilihan jurusan di SMA. Pengisi acara tersebut diharapkan berasal dari seseorang yang tahu dan paham akan kedua jurusan tersebut juga mempunyai pengalaman tentang pemilihan jurusan. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi pemikiran seperti yang sudah kami paparkan di atas, misalnya kesenjangan kedudukan di mata siswa sendiri mengenai kedua jurusan tersebut, karena memang posisi IPA ataupun IPS sangat mempengaruhi pemilihan program jurusan yang akan mereka pilih.
b. Dialog dengan orang tua, baik dengan wali kelas atau guru BK
Poin yang satu ini erat kaitannya dengan mengetahui bakat dan minat yang dimiliki oleh seorang anak. Maka dari itu, ada baiknya jika bertanya kepada orang tua dari siswa yang bersangkutan karena diharapkan dari dialog itu akan membuka pintu jurusan mana yang baik untuk anak sesuai bakat dan minatnya.
c. Adanya tes IQ
Tes IQ juga sering dipakai untuk mengetahui bakat dan minat akan seorang siswa, berdasarkan pengalaman penulis, ketika kelas X, diadakan tes IQ untuk menentukan jurusan mana yang sebaiknya dipilih, tapi, tes ini bukan satu-satunya pertimbangan untuk memilih jurusan. Karena banyak pertimbangan lainnya seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
5. Landasan Bimbingan dan Konseling yang terkait dan dapat dipakai dalam masalah ini
Ada beberapa landasan yang terdapat dalam Bimbingan dan Konseling, seperti landasan filosofis, landasan religious, landasan psikologies, landasan social budaya, landasan ilmiah dan teknologi dan landasan pedagogis. Akan tetapi landasan yang terkait dengan masalah yang dibahas pada makalah kami adalah landasan psikologis dan landasan pedagogis. Pada dasarnya, landasan psikologis merupakan ilmu psikologi yang mengkaji tentang prilaku individu yang meliputi hasil interaksi internal individu dan eksternal lingkungan, karena disadari atau tidak, faktor individu dan lingkungan itu sangat menentukan masa depan kehidupan individu tersebut. Sedangkan landasan pedagogis merupakan sebagai salah satu ilmu pendidikan yang berupaya dalam pengembangan individu tersebut dan secara sadar menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan /atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.
Dengan kita mengetahui kedua landasan tersebut, diharapkan kita bisa lebih memahami permasalahan yang ada pada diri siswa atau klien ketika mereka merasakan sulitnya memilih sebuah jurusan di SMA sehingga kita bisa lebih mengantisipasi permasalahan tersebut.